Malin Kundang begitulah namanya. Seorang anak yang bisa dibilang cerdas ini. Ia hanya punya seorang ibu tak berbapak. Hidup Malin dan ibunya amat miskin sampai sang ibu harus membanting tulang untuk kebutuhan sehari-hari mereka berdua.
Tahun demi tahun berlalu, Malin kini sudah dewasa bahkan dia pun sudah membantu ibunya mencari pekerjaan. Karena tidak puas hanya bekerja begitu-begitu saja, Malin pun meminta izin kepada ibunya untuk merantau.
Semua berubah ketika Malin datang dengan membawa kapal mewah dan istri yang cantik, ibunya amat bahagia bisa bertemu Malin lagi, namun karena malu kepada istrinya, ia pun tega mengusir ibunya, hingga ibunya mengutuk dia menjadi batu beserta seluruh hartanya.
Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.
Dari cerita tersebut kita sebagai manusia yang masih punya hati nurani janganlah mencontoh perbuatan Malin Kundang yang tega mengusir ibunya hanya karena malu kepada istrinya yang kaya dan cantik.
Seburuk-buruknya ibu kita haruslah kita hormati meskipun ibu kita berbuat aniaya kepada kita, karena dialah yang melahirkan kita dan menyusui kita sewaktu kita kecil. Jadi haruslah kita balas budi terhadap kebaikan ibu. Karena nabi kita pun yaitu Nabi Besar Muhammad SAW, benar-benar menjunjung tinggi ketulusan hati seorang ibu dan mau merawat kita hingga kita besar seperti saat ini.
Oleh : Reyta Bonita 9D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar