Blog ini adalah Field untuk Ujian Praktek Mata Pelajaran TIK, SMP NEGERI 1 CILEDUG Kab. Cirebon

Senin, 18 Mei 2009

Chairil : Sekali Berarti Sudah itu Mati.Chairil merupakan penyair yang serius ia sangat bersungguh-sungguh dalam menciptakan sajaknya, pernah ada berita untuk mencari kata-kata yang tepat dalam satu baris sajaknya sampai berminggu-minggu, wajar saja bila akhirnya karya cipta puisinya berkualitas. Bagi Chairil menulis harus melalui perencanaan dan memikirkan kata-kata yang tepat dengan perenungan dan proses pengendapan (kontemplasi). Sementara para penyair dewasa ini improvisasi menjadi utama sehingga sajak yang muncul adalah spontanitas serta penulisan `automatic` sering menganggap menulis sajak adalah pekerjaan gampangan, disamakan dengan undian, semangat nasib-nasipan siapa tahu kata-kata tersusun menjadi larik dapat disebut sajak. Sementara seleksi kualitatif dari sang penyair itu sendiri tidak dilakukan. Semangat semacam ini banyak dihinggapi oleh penyair-penyair Indonesia dewasa ini, sehingga tidak memungkinkan untuk menuntut keyakinan puitika dari sang penyair seperti yang telah dilakukan Chairil Anwar. Kepenyairan adalah yang utama dan segala-galanya. Sikap kepenyairan Chairil Anwar tidak luar biasa, wajar saja bila seorang penyair menggantungkan kepenyairannya hanya pada sajak. Tidak perlu merasa aneh, seharusnya penyair memang begitu. `sekali berarti sudah itu mati` motto Chairil Anwar masih dapat dijadikan teladan dalam suasana perpuisian Indonesia. (Sutarji Cholzum Bahri, 1983: No. 5)Semangat sekali berarti sudah itu mati yang menjadi moto dalam hidup serta menjalani kehidupan ini, barangkali dengan semangat itulah ia benar-benar berarti pada kehadirannya yang hanya sekali itu sehingga dijuluki sang pendobrak sistim konvensi lama dalam perpuisian Indonesia.
PRAJURIT JAGA MALAM Waktu jalan.
Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam Mimpinya kemerdekaan
bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
AKU Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang
menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Dios. supriyana
9d
08-005-156-5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Blog ini

Materi ujian praktek terdiri dari: 1. Posting artikel dengan tema bebas (diutamakan disisipi gambar atau video) 2. Penambahan gadget baik berupa slide gambar, jam, game dll. (berikan judul sesuai nama dan kelas Anda) 3. Jika Anda sudah mempunyai blog, jadilah pengikut blog ini

Arsip Blog

Pengikut